Malam tak seperti biasa, Waktu terus
saja ku pandangi..
Harapku tak kunjung tiba, hingga tengah
malam lonceng berbunyi
Namun harapku masih tetap tak kunjung ada,..
Keresahan, kegelisahan, kebimbangan,
kekecewaanku hampir memuncak,..
Apakah harapku selama ini hanyalah akan
menjadi sebuah angin,..
Tak lama, seorang sahabatku mengirim kan
sebuah ucapan,
Disusul sahabat-sahabat lamaku yang
sudah lama tak kujumpai,..
Namun harapan terbesarku belum
menampakkan diri,..
Masih bersembunyikah ataukah hanya ilusi
belaka,..
Aku kembali menjalankan kebiasaan
yangmenjadi kewajibanku,..
Rasa bahagia, menghampiriku,..
Terima kasih teman kau telah
menghiburku,.
Namun tak seberapa lama perasaan itu
hilang karna suatu hal,..
Maaf aku melalaikan kewajibanku,..
Bukan berarti aku tak mau, tapi kondisi
yang turut membuatku tak bisa,..
Maaf aku egois, tak bertanggung jawab
atas semuanya,..
Kala itu hatiku kembali di selimuti
kedukaan,..
Aku kembali merasa hilang, pikiranku
jadi tak karuan,..
Kucoba menahan kecewa dan kepiluan yang
begitu menusuk ini,..
Dengan canda dan senyuman, aku sejenak
ingin melupakan semuanya,..
Tapi perasaanku tak bisa berbohong, di
balik canda itu aku masih tetap berduka,..
Tengah hari tiba, aku harus menjalankan tanggung
jawabku yang lainnya,..
Namun harapanku masih tetap angin,..
Tak ada sapaan bahkan senyuman dari mu,..
Tetap sama, harapanku semu,..
Tapi terimakasih kau menghiburku dengan
kekonyolanmu,..
Meski agak kecewa dengan harapanku akan
dirimu,..
Namun aku sedkit lega dengan itu,..
Berujung akhir ceritaku di sekolah,..
Tradisi teman-teman menimpaku juga,
Perasaan bahagia itu muncul kembali
berkat mereka, teman-teman terbaikku,..
Cukup melelahkan di hari itu,.
Apalagi setiba di rumah aku mendapat
surat istimewa dari bibi ku yang jauh di negeri lain,..
Semua perasaan terjadi kala itu,..
Namun hingga akhir, harapanku dari awal
tak bisa kunjung terwujud,..
Bahagia namun kecewa,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar