O, Bintang. Memang aku tak pernah ada di dunia nyatamu. Menghantui dan selalu mengganggu. Bulan tau, kalau Bulan belum berkorban sepenuhnya pada Bintang. Berkorban untuk apa pula, bahkan pengorbanan kecilpun tak akan pernah membuat senyum ketulusan. Harus bagaimana aku bersikap, harus dengan apa aku bertindak. Kau adalah Semangat bagiku, sebuah lentera cahaya yang pernah dikirimkan Allah di hidupku. Memang aku tak pantas dengan semua rasa yang perlahn membunuhku sendiri, dalam kesendirian ini aku selalu bertanya-tanya tentang mengapa dan kenapa aku menyukaimu Bintang. Aku terlalu berandai-andai, berimajinasi tentang seseorang yang selam ini kunanti-nanti. Tentang seseorang yang terlalu kukagumi hingga membuatku membiarkan hatiku tersakiti oleh kebekuan hati. seharusnya aku tak memaksa untuk mengagumi hingga akhirnya aku terlalu mencintai, tapi aku masih tak pantas berkata cinta karena aku masih belum dewasa. yasudahlah, daripada mendem perasaan yang kagak karuan, galau, sedih,seneng, sebel, malu dan masih banyak macamnya lebih baik mencoba MELUPAKAN dan berusaha tidak menghiraukan alias CUEK. Tapi sebelumnya, kenapa dulu kau tak jujur aja, bilang kalau emang sudah SUKA orang lain bahkan CINTA, dengan begitu pasti hatiku hancurrrrrrrr seketika dan ndaak bakal mikirin kamu terus suka yang begitu dalamnya kayak sekarang, tang Bintang. Memang dari dulu sampai sekarang aku tak mengenalmu bahkan hingga akhirnya tinggal beberapa hari kita akan berpisah di sana.
Semoga saja, kau akan menemukan Arti sebuah ketulusan, untuk orang yang kau cintai, untuk orang yang benar-benar bisa membuatmu tersenyum indah dan kuharap kau tak menyia-nyikannya. Begitu pula denganku semoga aku menemukan sosok yang memang pantas untuk kusayangi dengan ketulusan yang tiada artinya hingga senyumku kembali dan tak merasa seburuk ini J.
Salam Kasih,
Bulan (Dew)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar