Senja, seakan mengingatkanku untuk segera melupakan pagi.
Tapi sang senja bukan mengusikku untuk ikut tenggelam pada
kisah yang akan usai dan berakhir tanpa senyuman. Sang senja hanya
mengingatkan, bagaimana aku harus tahu dan berfikir lebih jauh ketika kisah
yang aku alami terlalu tak pantas tuk terjadi padaku. Cinderella yang malang..
bukan …
Aku tak ingin seperti itu, mungkin jika memang aku yang memang
menjadi Cinderella itu, aku hanya berharap jika Cinderella bisa bahagia ketika
untuk yang terakhir kalinya si Cinderella melihat pangeran tersenyum bahagia
meski bukan karena dirinya dan bukan untuk sebuah kemalangan tapi keikhlasan.
Aneh, mungkin kalian tak faham dengan apa yang aku
ceritakan. Cerita ini seperti cerita tentang cinta yang bertepuk sebelah
tangan. Seorang rakyat jelata yang jatuh cinta pada pangeran di negerinya. Tak
pantas bukan, dan tak mungkin pula terjadi jika bukan sebuah keajaiban kalau
pangeran menyukainya pula. Ironi-kah.. tragedi-kah..
Di negeri dongeng memang hal itu bisa saja terjadi, karena semua hanya karangan manusia yang menjadi sutradara cerita. Berbeda dengan apa yang aku alami karena aku ada di dunia nyata, Sang Maha Kuasa-lah yang menjadi sutradara atas cerita hidupku. Berandai-andai seperti kisah Cinderellapun yang berakhir dengan bahagia, jika memang bukan itu naskah cerita hidupku yaa tetap saja tak akan terjadi seperti yang diharapkan, tapi jika Allah mengatur naskah itu sama seperti yang aku impikan yaa aku tak tahu pula.
Galau, sedih, marah dan cemburu memang sering tlah kualami, karena wajar dengan pangeran bangsawan yang bercanda ria dan tertarik dengan putri-putri bangsawan ternama. Tapi meskipun begitu, aku harus ingat kalau aku juga pernah ikut bercanda ria di antara mereka, dan aku harus berterima kasih pada mereka karena tak mengusirku secara nyata karena statusku yang berbeda, mereka sempat membuatku tersenyum dan merasa bahagia meski hanya sekejap.
Syukur.. itulah yang harus harus dan harus aku terapkan meskipun semua terasa pahit.
Banyak khikmah yang bisa diambil dari kisah Cinderella sepertiku, tapi mungkin akan ada banyak kenangan yang tersisa.
Ingin tahu apa kisah dan lanjutannya..
Di negeri dongeng memang hal itu bisa saja terjadi, karena semua hanya karangan manusia yang menjadi sutradara cerita. Berbeda dengan apa yang aku alami karena aku ada di dunia nyata, Sang Maha Kuasa-lah yang menjadi sutradara atas cerita hidupku. Berandai-andai seperti kisah Cinderellapun yang berakhir dengan bahagia, jika memang bukan itu naskah cerita hidupku yaa tetap saja tak akan terjadi seperti yang diharapkan, tapi jika Allah mengatur naskah itu sama seperti yang aku impikan yaa aku tak tahu pula.
Galau, sedih, marah dan cemburu memang sering tlah kualami, karena wajar dengan pangeran bangsawan yang bercanda ria dan tertarik dengan putri-putri bangsawan ternama. Tapi meskipun begitu, aku harus ingat kalau aku juga pernah ikut bercanda ria di antara mereka, dan aku harus berterima kasih pada mereka karena tak mengusirku secara nyata karena statusku yang berbeda, mereka sempat membuatku tersenyum dan merasa bahagia meski hanya sekejap.
Syukur.. itulah yang harus harus dan harus aku terapkan meskipun semua terasa pahit.
Banyak khikmah yang bisa diambil dari kisah Cinderella sepertiku, tapi mungkin akan ada banyak kenangan yang tersisa.
Ingin tahu apa kisah dan lanjutannya..
tumben-tumben loh postinganku kagak alay, makanya ikuti terus yaa postingan terbarunya..
To be continued… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar